Doa Ibu Sepanjang Lintasan Drag 201 m

HOME DRAG RACE

Selasa, 05 Februari 2013


Alhamdulillah,
Puji syukur kepada Allah SWT yang terus melimpahkan banyak rahmat dan rizky nya kepada kami. Kini kami semakin dipercaya menangani mesin motor Suzuki Satria F150, teknologi multivalve digabung dengan sistem DOHC , semakin membuat kami tertantang berpikir. Bukan hanya tentang bagaimana membuat motor kencang, atau bertenaga besar. Karena itu terlalu mudah. Tantangannya adalah, motor bertenaga besar, dengan modifikasi minimalis, yang awet, dan irit konsumsi bahan-bakar. Mumet…
Langsung kami sowan ke bengkel balap mobil kenalan, adalah cak Amin, engineer SMS motorsport di dekat kampus UPN Surabaya, pria ramah ini enak banget kalau diajak sharing, terutama tentang porting cylinder head mesin 4 klep. Mulai dari teori, hingga dicontohkan hasil portingnya, bagian mana yang menurut pengalaman dia boleh diambil dan tidak. Wow, mendengar beliau cerita ini rasanya seperti mendengar cerita stensilan, birahi sontak memuncak, omongannya tentang mesin begitu vulgar, ngga’ kuku… hehehe
Tak terasa gelas kopi dan bungkus rokok sudah habis malam itu, kami pun pamit pulang. Di dalam perjalanan hingga tidur pun semua wejangan terngiang-ngiang dalam mimpi. Inilah ilmu yang ditularkan, hingga membawa suzuki satria fu milik pelanggan dari kota apel, Malang, mampu meraung kuat di ruang dynotest milik Yamaha Banyuwangi Motor – Undaan Surabaya.
BORE UP!

piston scorpio modifan
Yeah, kenapa dipikir pusing, A.Graham Bell selalu bilang dalam bukunya four stroke engine performance tuning, BORE UP adalah hal termudah meningkatkan tenaga, kelebihan 8 milimeter ekstra luasan piston scorpio bisa dimanfaatkan memompa dapur pacu mesin. Mengandalkan stroke standard motor, sanggup mendongkrak kapasitas silinder menjadi 187 cc.
Penambahan 27 % kapasitas silinder belum tentu membawa tambahan tenaga dengan prosentase sama jika tanpa diimbangi modifikasi sempurna dan perhitungan cermat. Tapi setidaknya kita sudah ada modal menuju motor kencang! So kenapa ragu…
FU turing bore up scorpio
KOMPRESI
Mengapa motor standard bisa awet bertahun-tahun, sebaliknya motor balap race / drag umur nya dapat dihitung dalam jam kerja? Jawabannya hanya satu , KOMPRESI. Kompresi adalah sumber utama penghasil tenaga, namun juga sumber perusak durabilitas mesin. Mengapa? Kamu kira pabrikan honda, suzuki, yamaha itu membuat motor di Indonesia untuk balapan, bukan! Hanya untuk harian dan jalan-jalan ke pasar. Oleh karenanya kebanyakan memiliki kompresi antara 9 – 10 : 1, rendah banget. Kebetulan FU dengan karakter sport memiliki kompresi 10.5 : 1. Makanya sejak lahir dia sudah lebih kencang dari motor bebekmu , hehehe…
Mengukur dan menjaga kompresi tetap rendah adalah tugas engineer, memastikan ketepatan pemilihan oktan bahan-bakar yang dipakai sesuai modifikasi adalah kewajiban pemilik motor. Karena tantangannya harus awet maka kompresi dinaikkan sedikit saja di angka 11 : 1. Kok bisa ? Kapasitas melonjak kok kompresi tetap rendah? Harusnya kan minim udah 13 : 1.
Ayo sekali-kali kita belajar, bagaimana menurunkan kompresi!  Hehehe…
- Penambahan paking blok cylinder : paking blok maupun paking head berpengaruh terhadap jarak atap piston terhadap kubah, celah ini semakin renggang maka kompresi pun semakin turun.
- Mendesain piston dengan atap cekung, seperti milik motor honda karisma, jangan yang dome terus  Toh buktinya enak, motor ringan dan nafas terus hingga belasan ribu rpm.
- Melebarkan kubah ruang bakar dengan pisau tuner, ingat perbandingan kompresi adalah pembagian antara kubah ruang bakar melawan silinder, pembentukan ulang kubah ruang bakar sesuai volume silinder yang baru mutlak perlu.
apalagi ya… dari cam juga bisa,  nanti dulu tapi ya …
Kekuatan Porting
Konfigurasi katup inlet 22 milimeter milik fu dalam memasok bahan bakar ke silinder dirasa cukup. – cukup maksa maksudnya hahaha…  karena sebenernya ya tidak cukup, dicukup-cukup kan karena dana nya sang empu motor belum cukup buat bikin klep dengan lebar yang cukup hehehehe… cukup bingung kan bacanya. Lagipula membuat klep lebar butuh waktu dan antrian lama di proses fabrikasi / pembubutan. Bagaimana solusinya?
inspirasi porting
Meniru cylinder head honda estillo jawara milik team SMS Drag Racing yang turun di kelas sedan 1.700 cc standard, dimana memainkan cam dan klep adalah haram hukumnya, jadi yang diandalkan ya kompresi dan porting, gila! Melebarkan kiri kanan porting serta fokus di bowl area adalah jawabannya. Lebar porting dibuat 32 milimeter. Dengan melebarkan kita berusaha menambah air flow tapi tanpa mengurangi gas speed. Kenapa? Karena ini sebetulnya mesin maksa, klep kecil kecenderungannya hisapannya terlalu cepat.
Berpikir ala konvergen dan divergen. Memang jika hanya portingnya saja yang dibesarkan efeknya tidak akan se-istimewa jika klepnya disesuaikan, repot kan. Namun karena menjaga konfigurasi mesin tetap Big Bore, dimana dia memiliki langkah pendek cenderung piston speed lebih rendah, mesin dirasa mampu dipacu belasan ribu RPM untuk mengejar kecepatan udara dalam porting. Coba deh lihat spec motor special engine macam, Honda CRF 250, piston 78mm stroke cuma 52mm. Yamaha Yz250f , piston 77mm stroke cuma 54mm. Atau sang jawara drag FFA milik tim kolor ijo, KTM 250 sx-f diameter piston 76mm stroke 55mm. Semuanya pistonnya gede-gede, stroke nya relatif jauh lebih rendah. Portingnya bagaimana hayo…? Search di google deh… itu pedoman untuk bikin fu
Noken as gemuk
Kalau kita disuruh mempertahankan noken as standard? Bisa! Namun ya setengah mati nyetingnya dan tenaga tidak keluar maksimal. Lagipula kita kan punya ilmu, kenapa tidak dilakukan demi manfaat yang lebih banyak. Nah, disini peranan noken as kerbau baru diperlukan. Ketika efisiensi volumetrik sukar dijangkau dari konfigurasi katup, maka durasi dan lifter noken as lebih dimainkan. Terutama durasi katup, ketika ditunjukkan camshaft honda estillo yang dipapas 2 milimeter hanya untuk mengejar profil, tapi ternyata cuma menambah lifter 1 milimeter, kita sangsi mampu memberikan tenaga lebih. Namun kata cak amin, cam seperti itu ternyata mampu memberi lebih banyak flow dibanding cam hi-lifter. Efeknya lari kendaraan lebih nyedo0o0o0t kaya 2 tak, bukan kaya bencong lho
camshaft racing suzuki raider RAT
Oke, tinggal kita tiru dan sempurnakan, daripada main papas, kali ini noken as standard fu kita babet dengan las argon setebal 2 milimeter, kemudian digerinda ulang untuk menghasilkan lifter + 1 milimeter namun dengan profil lebar. Dengan main las, pantat cam tidak tersentuh, sehingga kami masih bisa memasang dekompresi cam, alias ntar kalo nyelah ga susah. Alhasil, electric starter pun masih mudah dinyalakan, tekan langsung greng. Celah shiem terhadap cam 0,10 milimeter inlet, 0,12 milimeter outlet. Suara cam bisa diminimalisir cuma husuk husuk husuk gitu suaranya agak2 ngosos gitu deh hehehehe
Belum mampu membeli pir klep racing, bisa diakali dengan penambahan ganjal ring setebal 1 milimeter dibawah pir klep inlet dan 0,7 milimeter dibawah pir klep out. Kalau ada duit buat beli pir katup racing, pasti kita tambahi modifikasi back cut valve, tambahan tenaga 10 % lagi bisa didapatkan. Hufffttt… emane…
chipatkai.. tukang bubut andalan lagi me-reamer head fu
SUPPORTING APPAREL
Perangkat pembantu tenaga lain adalah CDI Rextor adjustable, karburator pe 28 milimeter, knalpot aftermarket, kampas kopling suzuki RG150R, pir kopling TDR. Dibeli karena memang dibutuhkan. CDI itu diperlukan untuk menaikkan pengapian di 37 derajat menjelang TMA serta membuka limiter , sehingga ketika diumpan di 12,000 RPM mesin cepat teriak bersambung tidak terputus pengapiannya.
Kampas kopling dan pir kopling dibeli karena bawaan standard sudah selip menerima tenaga baru, kalau ga selip ya pake aja yang standard. PE 28 milimeter diharapkan mampu terus menyuplai tenaga di putaran menengah ke atas, kenapa ga make karburator lebih besar? Sebenernya pengen, tapi sang pemilik motor masih takut boros, hihihi…
Semua sudah tertata rapih, bismillahirrahmanirrahim… mesin dinyalakan, road testing… top speed ternyata mampu menembus 150 kpj, wow… tipuan speedometer atau sugesti? Belum asyik kalo belum dicoba balap 800 meteran , hasilnya melibas mx 200cc, megapro 200cc 23dk tipis 2 body, bahkan melibas jauh kawasaki-zx modifan ibukota yang sudah piston tiger klep tiger dengan topspeed 170 kpj (ternyata yang kencang speedometernya aja) wkwkwk…
Kalau kata tuner modern, apalah arti sebuah topspeed tanpa fakta empiris hasil modifan kamu? HOAK! Lebih baik dynotest… okeeeyy… kita jabanin. Langsung mengangkat telf untuk menghubungi mas Adi dari Dealer Resmi Yamaha Banyuwangi Motor, disana tersedia dynotest sportdevice dari REXTOR, kita janjian khusus untuk menyewa alat dyno nya. Perjalanan dari sidoarjo ke surabaya sejauh 40 kilometer, ditempuh hanya untuk mengetahui hasil testing. Dan inilah hasilnya, Power 24 DK meruncing hingga di puncak 11,000 RPM, Torsi besar sudah didapat di 9,000 RPM 17.5 Nm, kata mas Adi jika mampu sedikit lagi menyempurnakan jetting karburator maka tenaga 25 dk bukan tidak mungkin mudah diraih. Bagaimanapun, tetap patut disyukuri dari hanya modal sederhana , berbuah kebahagiaan pemiliknya…

Kawasaki Ninja 150, Setingan Korek Harian

Kuda pacu 2-tak masih jadi andalan di drag bike. Apalagi Kawasaki Ninja 150 yang populasinya masih bejibun. Seperti Kawak Ninja milik tim Criempie Racing Jogja ini. Kerap jadi jawara meski pengapian hanya mengandalkan CDI motor lawas Suzuki RC 100. 

Turun di kelas 155 cc rangka standar memang harus piawai meracik dapur pacu. Pasalnya di kelas ini banyak peminatnya lantaran termasuk kelas primadona dan motor juga bisa di pakai harian.

“Modalnya enggak sebanyak balap matik. Bikin banyak peminatnya,” ujar Tris Wahyudi, mekanik yang dikenal sebagai maestro knalpot produk lokal Jogja, Creampie.

Lantaran kapasitas mesin di batasi hanya sampai 155 cc Tris Wahyudi coba main aman, mengandalkan piston standar biar mesin awet. “Aku hanya ganti kruk as, pakai milik Ninja 150 RR agar kompresi primernya lebih padat,” lanjut mekanik bertubuh langsing ini.       

Sesuai kebutuhan, buat mengail tenaga bawah, lubang buang tidak banyak dikerok. Hanya kena papas mata tunner 1 mm saja. “Cukup diporting halus karena masih pakai piston standar. Total lebar exhaust jadi 40 mm,” bilang mekanik yang workshopnya terletak di Jl. Wonosari Km 10, Dusun Tegal Sari, Jogjakarta.

Buat lubang transfer juga ikutan kena gerus. Solusi agar bahan bakar lebih tokcer masuk ke ruang bakar. “Hanya diambil 1 mm saja mengikuti ukuran exhaust,” lanjut pria yang kerap turun di ajang balap drag bike seputaran Jawa Tengah ini.


Sedangkan membran, Tris tetap mengacu regulasi yang mengharuskan rumah membran tidak boleh ada ubahan alias standar dar…! Membaran yang dipakai juga harus standar.

Kelar pada silinder, fokus kepala silinder untuk menaikkan kompresi. Biar terdongkrak, head dipapas 1,3 mm dengan kemiringan squish dibentuk sekitar 15 derajat.

Lantaran regulasi dibatasi hanya boleh pakai karburator standar, Tris hanya bermain spuyer. Main-jet pakai 160 sedangkan pilot jet dipasang 55. “Sengaja dibikin kering karena lokasi drag pinggir pantai, meskipun cuaca panas tetapi suhunya dingin,” lanjut Tris lagi.

Pengapian dipilih CDI yang non limiter. “Pakai CDI Suzuki RC, selain harga murah, umumnya CDI motor tua ini masih buatan asli Jepang yang lebih awet,” bilang mekanik yang masih mengandalkan koil standar bawaan motor. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 60/80-17
Ban depan: Swallow  50/90-17
Pelek: Excel Racing
Cakram depan: Suzuki Shogun
Handel rem: Variasi

Senin, 04 Februari 2013

RMS HOYA HOYA JAYA: Drag Bike Competition DPD KNPI Pringsewu dan Kapol...

RMS HOYA HOYA JAYA: Drag Bike Competition DPD KNPI Pringsewu dan Kapol...: Menjelang tutup tahun 2012, RMS Hoya Hoya  Jaya  ikut ambil bagian dalam kejuaraan 'Drag Bike Competition DPD KNPI Pringsewu dan Kapolr...

Drag Bike Competition DPD KNPI Pringsewu dan Kapolres Cup 2012'. Ajang balap diadakan di Pringsewu.


Menjelang tutup tahun 2012, RMS Hoya Hoya  Jaya  ikut ambil bagian dalam kejuaraan 'Drag Bike Competition DPD KNPI Pringsewu dan Kapolres Cup 2012'. Ajang balap diadakan di Pringsewu, Lampung digelar, 22-23 Desember 2012.
Lintasan drag bike di lampung  ini memiliki trek lurus 201 meter dan memperlombakan 16 kelas. Kejuaraan lintasan pendek ini diikuti 553 peserta, baik pembalap tuan rumah, maupun beberapa daerah di sekitar Lampung.
Menariknya, dari sekian banyak peserta balap mencuat satu nama yang sebelumnya tidak diperhitungkan, yakni Shogun R TUne Up 115 cc. Shogun R TUne Up 115 cc, tim  asal Gading rejo ini berhasil membukukan best time (8,513 detik) pada saat penyisihan di kelas bebek 4-Tak tune-up 115 cc.

"Kita coba mengeksplorasi tenaga dari 3 motor yakni Vega R, Kharisma dan Shogun R, tapi yang bertaring kali ini adalah Shogun R. Motor ini menggunakan 80 persen part originalnya. Sayang memang ada kendala human error pada saat final, tapi saya yakin dalam waktu dekat ini Shogun R akan ada di podium," ujar Andi Gasdek ( Mekanik RMS Hoya hoya ).
Pada tahun depan RMS berencana ambil bagian dalam gelaran Grass track dengan basis mesin Shogun. "Karena masyarakat Lampung dan sekitarnya lebih menyukai motor dengan performa badak alias heavy duty sesuai kondisi geografis dan grass track. ini akan menjadi ajang pembuktian ketangguhan motor Shogun," timpal Sholif Hartoyo Selaku Pemilik Bengkel.

Korek Mesin Balap Yamaha Crypton 200cc

. Piston Tiger Oversize 150 dengan Diameter 65mm.
Caranya dengan menggeser baut tanam agar blok dan kop Satria-F menyatu dengan mesin Crypton. Piston dipercayakan Tiger oversize 150 dan mengkolter blok.

2. Kruk as MX-135 LC dengan langkah 58.7mm.
Dengan menggerinda nat dan sekat pada crankcase, pergerakan daun kruk as menjadi lebih bebas. Setelah dihitung dengan rumus, CC telah membengkak menjadi 194cc.

3. Rantai Kamprat.
Diaplikasi kan milik Satria-F yang cocok dengan driven gear cam chainnya. Sebagai pengatur timing siklus noken as, dapat di gunakan driven gear cam chain milik Tiger.

4. Noken As.
Noken as TKD racing dengan durasi 258º (in) dan 260º (ex), serta lifter katup 6.8mm. Dikawal dengan per klep Jepang.

5. Karburator PJ 34.
Dengan kombinasi pilot jet 35 dan main jet 123.

6. Pengapian.
Di install sistem AC dengan CDI BRT I-Max Vega dan Koil RM-125
 

Korek Mesin Balap Satria FU 155cc

1. Piston dengan diameter 63.5mm.
Pemakaian piston oversize ini mampu membuat volume silinder pas menjadi 154.5cc. Rasio kompresi dibuat 12.4:1.


2. Karburator Koso 34mm.
Pilot jet 45 dan main jet 118.


3. CDI BRT Super I-Max.


4. Koil YZ125.


5. Noken As Custom Extreme.
Noken as yang digunakan memiliki durasi 265º (in) dan 260º (out) serta lift 8.1mm (in&out). Ini tergolong extreme karena noken FU biasanya hanya mampu dibuat lift 7.5mm (in/out).


6. Knalpot Standar Bobokan.

Paket Bore-Up 130 cc Honda Beat, Kompetisi Dan Harian Monggo!

OTOMOTIFNET - Buat motomania yang pilih Honda BeAT, tentu sudah merasakan ketangguhan dan keandalan mesinnya. Meski begitu, buat yang masih merasa kurang puas sama tarikan standarnya, bisa melakukan upgrade performa jadi 130 cc.

Bisa dipakai buat harian atau turun di ajang resmi balap skutik. Maklum, di Tanah Air sedang ramai matic race (drag matic atau road race). Toh di arena kompetisi motor tanpa gigi (kelas 130 cc) di kancah motoprix sudah resmi masuk jadi MP7.

Mau tau paket bore-up 130 yang ditawarkan bengkel? Gampang! Intinya, “Biar motor jadi tambah kenceng, maka yang harus dilakukan mengganti piston yang lebih besar,” ucap Jessi Ligasiswanto alias Coki, bos JP Racing di Jl. Cendrawasih No.6EF, Sawah Lama, Tangerang, Banten, salah satu penggarap skutik bore-up balap.

Piston

Demi tingkatkan volume ruang bakar, diganti produk aftermarket berdiameter lebih besar (gbr.1). Tujuannya agar bensin yang masuk ke ruang bakar lebih banyak, sehingga pembakaran meningkat. “Kalau untuk balap, 130 cc sudah pas dan cukup,” bilang Komeng yang biasa meracik motor bore-up buat turun di road race.




Koil & CDI Racing

Berhubung pasokan BBM di ruang bakar diperbanyak, CDI dan koil standar juga mesti diganti produk racing. Ini buat meningkatkan letikan api di busi agar pembakaran lebih sempurna dan maksimal (gbr.2). “Harganya emang lumayan. Tapi efektif buat mendongkrak power,” ujar Sukar alias Kebot, mekanik bengkel Al-Yamin.

Per CVT

Diubah buat mempercepat proses transfer tenaga dari mesin ke transmisi matik (gbr.3). “Karakter tipe ini kebanyakan lebih keras dibanding aslinya, sehingga daya dorong dan tekannya juga lebih kuat. Ini untuk mengatasi putaran bawah biar tak terlalu lambat,” ujar Joko mekanik Sinergi Motor di Jl. M. Yusuf Raya, Depok, Jabar.

Karburator & Knalpot

Kedua peranti ini juga bisa diganti tipe kompetisi kalo kebetulan isi dompet masih mencukupi (gbr.4). Maklum, karbu racing punya lubang venturi lebih besar dibanding standarnya. Gitu juga saluran buang, sudah diformulasi untuk memenuhi kebutuhan mesin.

Tertarik? Silakan hubungi bengkel di bawah ini.

JP Racing (021-70993827)
130cc (pemula): piston Izumi 54,4 mm, blok piston, noken as Kawahara, papas head, liner, tambah per klep, posting polish, roller Kawahara, CDI BRT, bobok knalpot, Rp 3 juta.

130 cc (open) : (paket sama seperti pemula) ditambah klep Sonic karburator SP, intake Koso, knalpot Kawahara K1 Rp 5 juta.

Clinic Motor (021-9288165)
130 cc (pemula): piston Izumi 54,4 mm, blok piston, noken as Kawahara, papas head, liner, tambah per klep, posting polish, roller Kawahara, CDI BRT, bobok knalpot, Rp 2,5 juta.

130 cc (open): (paket sama seperti pemula) ditambah klep Sonic karburator SP, intake Koso, knalpot Kawahara K1 Rp 4,5 juta.

AL-Yamin (021-8093838)
130 cc (pemula): piston Izumi 54,4 mm, blok piston, noken as Kawahara, papas head, liner, tambah per klep, posting polish, roller Kawahara, CDI BRT, bobok knalpot, Rp 2,8 juta.

130 cc (open): (paket sama seperti pemula) ditambah klep Sonic karburator SP, intake Koso, knalpot Asukau, kampas kopling sentrifugal Rp 4,5 juta.

Sinergi Motor (021-93538423)
130 cc (pemula): piston Izumi 54,4 mm, blok piston, noken as Kawahara, papas head, liner, tambah per klep, posting polish, roller Kawahara, CDI BRT, bobok knalpot, Rp 2,7 juta.

130 cc (open): (paket sama seperti pemula) ditambah klep Sonic karburator SP, intake Koso, knalpot CLD Rp 4,6 juta.